Pemindai sidik jari sebenarnya sudah sangat umum digunakan sejak lama. Namun, penggunaannya pada smartphone baru populer pada tahun 2007. Itupun masih belum bisa dinikmati oleh pengguna Android.
Namun, kini fitur itu kembali populer dan mulai diintegrasikan pada sistem operasi Android Marshmallow. Secara sederhana, fitur ini bekerja dengan merekam dan menyimpan pola sidik jari seseorang. Sejauh ini kebanyakan penggunaannya hanya untuk membuka akses pada smartphone. Penasaran bagaimana cara kerja pemindai sidik jari?
Singkatnya, mesin pemindai sebenarnya hanya menangkap dan menyimpan tiga jenis pola guratan yang ada pada sidik jari saja. Pola tersebut adalah ujung garis (ridge ending), garis bercabang (bifurcation), dan garis pendek menyerupai titik (short ridge). Ketiga detail ini bisa dipastikan tak pernah ditemukan serupa pada setiap sidik jari manusia.
Namun, berbeda jika pemindaian dilakukan dengan sensor kapasitans yang menggunakan alat elektronik sejenis kapasitor sebagai pemindai sidik jadi. Kapasitor akan menyimpan muatan listrik yang tersambung dengan piringan konduktif pada layar smartphone sehingga bisa melacak detail sidik jari.
Karena sangat rumit, hal inilah yang membuat fitur fingerprint dinilai jauh lebih aman dan sebenarnya bisa memudahkan kita sebagai pengguna.
Awalnya, penggunaan utama dari fitur ini adalah untuk membuka kunci layar atau akses terhadap gadget yang digunakan. Cara kerjanya juga sangat sederhana, cukup dengan menempelkan jari pada perangkat dan sensor sidik jari akan memindai serta membuka akses jika sidik jari yang diterima sesuai dengan sidik jari yang tersimpan.
Hal ini akan memberikan lapisan keamanan ekstra karena sidik jari setiap orang tentu berbeda. Selain itu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hal ini akan mempermudah pengguna serta mempercepat proses membuka akses smartphone.
Comments
Post a Comment